Asal-usul Desa
Tidak ada bukti tertulis tentang asal – usul sejarah Desa Sepatnunggal, tetapi dapat dipastikan bahwa Desa Sepatnunggal telah menjadi pemukiman yang senantiasa jumlahnya semakin bertambah seiring perjalanan waktu. Keterangan mengenai asal – usul Desa Sepatnunggal yang dikemukakakan oleh beberapa orang tua dihubungkan antara keberadaan seorang tokoh tertentu dengan dusun atau dukuh yang kemudian menjadi bagian Desa Sepatnunggal.
- Dusun Solojambe
Menurut kisah nama Dusun Solojambe berhubungan dengan seorang tokoh yang dianggap keramat yang bernama Mbah Jani yang berasal dari Solo, sementara nama jambe (bahasa Sunda dari buah pinang) berhubungan dengan buah pinang rende yang dibawa oleh Mbah Jani. Menurut keterangan penduduk Mbah Jani adalah seorang perempuan cantik yang sakti mandra guna yang sedang mencari suaminya yang wafat dalam peperangan melawan Belanda. Sayangnya dia tidak bertemu sampai akhir hayatnya. Setelah wafat, Mbah Jani dimakamkan di daerah yang sekarang diberi nama Solojambe. Karena begitu keramat sampai sekarang makam beliau mempunyai Juru Kunci yang turun temurun.
- Dusun Ciawi
Asal – usul dusun ini berasal dari riwayat orang tua yang mengisahkan bahwa pada zaman dahulu di suatu tempat ada serumpun bambu (Bahasa Sunda : awi) yang mengeluarkan mata air (Bahasa Sunda : cai) dan membentuk sungai yang diberi nama kali Cipaparayan yang melintasi daerah tersebut. Dimana kali tersebut mempunyai peranan penting bagi masyarakat sejak dihuni oleh penduduk yang berdomisili di Dusun Ciawi.
- Dusun Wangen
Mempunyai kisah tentang seorang Panembahan yang bernama Mbah Rajiem yang mempunyai angan – angan (Bahasa Sunda : awangan) untuk merubah hutan belantara menjadi sebuah kampung yang ramai penduduknya. Mbah Rajiem merupakan orang sakti yang juga dikeramatkan. Dan akhirnya angan – angan tersebut terbukti. Beliau merubah hutan belantara menjadi sebuah daerah yang bisa dihuni penduduk. Seiring berjalannya waktu, daerah tersebut semakin ramai kemudian diberi nama Dusun Wangen.
- Dusun Jatigembol
Menurut cerita ada seorang tokoh yang membawa biji pohon jati yang dibungkus (Bahasa Sunda : digembol) dengan sarung. Dalam perjalanan, biji pohon jati tersebut jatuh dan kemudian tumbuh menjadi besar. Sehingga pohon tersebut dikeramatkan secara adat oleh kampung setempat. Tetapi sayangnya pohon jati tersebut sudah mati karena tersambar petir, sekarang hanya tinggal beberapa pohon jati kecil yang tumbuh dari biji pohon jati yang dikeramatkan tersebut. Oleh sebab itu daerah tersebut diberi nama Jatigembol.
- Dusun Cibaregbeg
Asal – usul dusun ini berasal dari nama mata air yang tumbuh dari rumpun bambu tali (Bahasa Sunda : baregbeg) yang kebetulan di dekat hulu kali Cilopadang. Yang mana kali tersebut merupakan urat nadi kehidupan masyarakat daerah itu. Karena begitu pentingnya sehingga masyarakat daerah tersebut menyebutnya Cibaregbeg.
- Dusun Jayabaru
Pada awalnya Dusun Jayabaru merupakan bagian wilayah dari Dusun Wangen. Karena terlalu luas wilayahnya maka daerah tersebut dimekarkan, sehingga menjadi sebuah dusun yang baru. Berdasarkan hal itu, masyarakat setempat mempunyai keinginan bahwa daerah tersebut ingin menjadi maju / jaya sehingga daerah tersebut diberi nama Dusun Jayabaru.
- Desa Sepatnunggal
Keterangan lain mengenai Desa Sepatnunggal berdasarkan kisah yang berhubungan dengan Panembahan Dalem Reksapati yang mempunyai kesaktian luar biasa. Pada suatu hari, ia membakar ikan sepat kemudian setelah dimakan dagingnya, ikan yang tinggal kepala dan durinya dengan ajaib hidup dan loncat ke kali Cibengkeng. Dan ikan tersebut merupakan satu – satunya (tunggal) yang bisa hidup setelah dimakan. Karena mempunyai kesaktian Panembahan Dalem Reksapati merubah hutan menjadi sebuah perkampungan yang diberi nama Babakan (tahap – tahap). Seiring dengan waktu daerah tersebut menjadi luas dengan para penduduk yang banyak. Atas jasa Panembahan Dalem Reksapati daerah tersebut yang dahulunya Babakan diubah menjadi Sepatnunggal berdasarkan kejadian luar biasa yakni ikan sepat satu – satunya yang ajaib.
Sejarah Pemerintahan
Seiring perjalanan waktu, Desa Sepatnunggal telah mengalami beberapa kali penggantian Lurah atau Kepala Desa yang dapat kami tulis disini adalah sebagai berikut :
Tabel 1
Daftar Nama Kepala Desa Sepatnunggal
NO. | N A M A | MASA JABATAN | KETERANGAN |
1 | Lurah Panembahan Dalem Reksapati | Tahun 1768 s/d 1799 | Kepala Desa |
2 | Lurah Mbah Kuwu | Tahun 1800 s/d 1841 | Kepala Desa |
3 | Lurah Perlot / Sayar | Tahun 1842 s/d 1889 | Kepala Desa |
4 | Lurah Ralim | Tahun 1890 s/d 1924 | Kepala Desa |
5 | Lurah Candradirana | Tahun 1925 s/d 1939 | Kepala Desa |
6 | Lurah Setra Wikrama | Tahun 1940 s/d 1962 | Kepala Desa |
7 | Lurah Sastro Suharjo | Tahun 1963 s/d 1988 | Kepala Desa |
8 | Kades Cartam Sumanto | Tahun 1989 s/d 2005 | Kepala Desa |
9 | Kades Cahyanto | Tahun 2006 s/d 2013 | Kepala Desa |
10 | Kades Dasran | Tahun 2013 s/d 2019 | Kepala Desa |
11 | Kades Kusyanto | Tahun 2020 s/d 2025 | Kepala Desa |
Lambang Kabupaten Cilacap
Peta Wilayah Kabupaten Cilacap
Silsilah Kepala Desa
Berikut silsilah Kepala Desa Contoh mulai dari
awal didirikan sampai dengan sekarang
LURAH PANEMBAHAN DALEM REKSAPATI
1768-1799
LURAH MBAH KUWU
1800-1841
LURAH PERLOT/SAYAR
1842-1889
LURAH RALIM
1890-1924
LURAH CANDRADIRANA
1925-1939
LURAH SETRA WIKRAMA
1940-1962
LURAH SATRO SUHARJO
1963-1988
KADES CARTAM
1989-2005
KADES CAHYANTO
2006-2013
KADES DASRAN
2013-2019
KADES KUSYANTO
2019-2025