+62 83 862 613 146

admin@demo.panda.id

Sejarah Desa

Selamat datang di laman sejarah Desa Sepatnynggal. Laman ini berisi asal-usul desa dan sejarah pemimpin Desa Sepatnunggal.

Asal-usul Desa

    Tidak ada bukti tertulis tentang asal – usul sejarah Desa Sepatnunggal, tetapi dapat dipastikan bahwa Desa Sepatnunggal telah menjadi pemukiman yang senantiasa jumlahnya semakin bertambah seiring perjalanan waktu. Keterangan mengenai asal – usul Desa Sepatnunggal yang dikemukakakan oleh beberapa orang tua dihubungkan antara keberadaan seorang tokoh tertentu dengan dusun atau dukuh yang kemudian menjadi bagian Desa Sepatnunggal.

    • Dusun Solojambe

            Menurut kisah nama Dusun Solojambe berhubungan dengan seorang tokoh  yang dianggap keramat yang bernama Mbah Jani yang berasal dari Solo, sementara nama jambe (bahasa Sunda dari buah pinang) berhubungan dengan buah pinang rende yang dibawa oleh Mbah Jani. Menurut  keterangan penduduk Mbah Jani adalah seorang perempuan cantik yang sakti mandra guna yang sedang mencari suaminya yang wafat dalam peperangan melawan Belanda. Sayangnya dia tidak bertemu sampai akhir hayatnya. Setelah wafat,    Mbah Jani dimakamkan di daerah yang sekarang diberi nama Solojambe. Karena begitu keramat sampai sekarang makam beliau mempunyai Juru Kunci yang turun temurun.

    • Dusun Ciawi

            Asal – usul dusun ini berasal dari riwayat orang tua yang mengisahkan bahwa pada zaman dahulu di suatu tempat ada serumpun bambu (Bahasa Sunda : awi) yang mengeluarkan mata air (Bahasa Sunda : cai) dan membentuk sungai yang diberi nama kali Cipaparayan yang melintasi daerah tersebut. Dimana kali tersebut mempunyai peranan penting bagi masyarakat sejak dihuni oleh penduduk yang berdomisili di Dusun Ciawi.

    • Dusun Wangen

            Mempunyai kisah tentang seorang Panembahan yang bernama Mbah Rajiem yang mempunyai angan – angan (Bahasa Sunda : awangan) untuk merubah hutan belantara menjadi sebuah kampung yang ramai penduduknya. Mbah Rajiem merupakan orang sakti yang juga dikeramatkan. Dan akhirnya angan – angan tersebut terbukti. Beliau merubah hutan belantara menjadi sebuah daerah yang bisa dihuni penduduk. Seiring berjalannya waktu, daerah tersebut semakin ramai kemudian  diberi nama Dusun Wangen.

    • Dusun Jatigembol

                      Menurut cerita ada seorang tokoh yang membawa biji pohon jati yang dibungkus (Bahasa Sunda : digembol) dengan sarung. Dalam perjalanan, biji pohon jati tersebut jatuh dan kemudian tumbuh menjadi besar. Sehingga pohon tersebut dikeramatkan secara adat oleh kampung setempat. Tetapi sayangnya pohon jati tersebut sudah mati karena tersambar petir, sekarang hanya tinggal beberapa pohon jati kecil yang tumbuh dari biji pohon jati yang dikeramatkan tersebut. Oleh sebab itu daerah tersebut diberi nama Jatigembol.

    • Dusun Cibaregbeg

                    Asal – usul dusun ini berasal dari nama mata air yang tumbuh dari rumpun bambu tali (Bahasa Sunda : baregbeg) yang kebetulan di dekat hulu kali Cilopadang. Yang mana kali tersebut merupakan urat nadi kehidupan masyarakat daerah itu. Karena begitu pentingnya sehingga masyarakat daerah tersebut menyebutnya Cibaregbeg.

    • Dusun Jayabaru

                      Pada awalnya Dusun Jayabaru merupakan bagian wilayah dari Dusun Wangen. Karena terlalu luas wilayahnya maka daerah tersebut dimekarkan, sehingga menjadi sebuah dusun yang baru. Berdasarkan hal itu, masyarakat setempat mempunyai keinginan bahwa daerah tersebut ingin menjadi maju / jaya sehingga daerah tersebut diberi nama Dusun Jayabaru.

    • Desa Sepatnunggal

            Keterangan lain mengenai Desa Sepatnunggal berdasarkan kisah yang berhubungan dengan Panembahan Dalem Reksapati yang mempunyai kesaktian luar biasa. Pada suatu hari, ia membakar ikan sepat kemudian setelah dimakan dagingnya, ikan yang tinggal kepala dan durinya dengan ajaib hidup dan loncat ke kali Cibengkeng. Dan ikan tersebut merupakan satu – satunya (tunggal) yang bisa hidup setelah dimakan. Karena mempunyai kesaktian Panembahan Dalem Reksapati merubah hutan menjadi sebuah perkampungan yang diberi nama Babakan (tahap – tahap). Seiring dengan waktu daerah tersebut menjadi luas dengan para penduduk yang banyak. Atas jasa Panembahan Dalem Reksapati daerah tersebut yang dahulunya Babakan diubah menjadi  Sepatnunggal berdasarkan kejadian luar biasa yakni ikan sepat satu – satunya yang ajaib.

    Sejarah Pemerintahan

    Seiring perjalanan waktu, Desa Sepatnunggal telah mengalami beberapa kali penggantian Lurah atau Kepala Desa yang dapat kami tulis disini adalah sebagai berikut :

    Tabel 1

    Daftar Nama Kepala Desa Sepatnunggal

    NO.

    N A M A

    MASA  JABATAN

    KETERANGAN

    1

    Lurah Panembahan Dalem Reksapati

    Tahun  1768 s/d 1799

    Kepala Desa

    2

    Lurah Mbah Kuwu

    Tahun  1800 s/d 1841

    Kepala Desa

    3

    Lurah Perlot / Sayar

    Tahun  1842 s/d 1889

    Kepala Desa

    4

    Lurah Ralim

    Tahun  1890 s/d 1924

    Kepala Desa

    5

    Lurah Candradirana

    Tahun  1925 s/d 1939

    Kepala Desa

    6

    Lurah Setra Wikrama

    Tahun  1940 s/d 1962

    Kepala Desa

    7

    Lurah Sastro Suharjo

    Tahun  1963 s/d 1988

    Kepala Desa

    8

    Kades Cartam Sumanto

    Tahun  1989 s/d 2005

    Kepala Desa

    9

    Kades Cahyanto

    Tahun  2006 s/d 2013

    Kepala Desa

    10

    Kades Dasran

    Tahun  2013 s/d 2019

    Kepala Desa

    11

    Kades Kusyanto

    Tahun  2020 s/d 2025

    Kepala Desa

     

    Lambang Kabupaten Cilacap

    Peta Wilayah Kabupaten Cilacap

    Silsilah Kepala Desa

    Berikut silsilah Kepala Desa Contoh mulai dari
    awal didirikan sampai dengan sekarang

    LURAH PANEMBAHAN DALEM REKSAPATI

    1768-1799

    LURAH MBAH KUWU

    1800-1841

    LURAH PERLOT/SAYAR

    1842-1889

    LURAH RALIM

    1890-1924

    LURAH CANDRADIRANA

    1925-1939

    LURAH SETRA WIKRAMA

    1940-1962

    LURAH SATRO SUHARJO

    1963-1988

    KADES CARTAM

    1989-2005

    KADES CAHYANTO

    2006-2013

    KADES DASRAN

    2013-2019

    KADES KUSYANTO

    2019-2025